Minggu, 14 Juni 2009

TIGA HARI DI GODEAN

GODEAN. Sebuah wilayah yang ada di Yogyakarta. Di sana saya di persatukan dengan teman-teman baruku. Ya, exactly, saya kebetulan mendapatkan wilayah tersebut dalam rangka “pendalaman langsung” kepada masyarakat mengenai pelatihan tentang suatu kegiatan survey.

Selama tiga hari di sana kami menjadi sebuah keluarga baru yang saling mengisi. Ya, meskipun kita baru kenal belum lama, tapi dalam “keadaan tertentu” kita bisa menjadi keluarga yang baru. Dengan memahami tugas ataupun hak dan kewajiban masing-masing, kita menjalani beberapa hari tersebut dengan suka cita, ceria, canda tawa, etc. Kadang missed communication sering terjadi antara saya dengan teman-teman baru saya tersebut, dikarenakan kebanyakan dari mereka adalah asli orang jawa, jadi saya merasa “tersisihkan” jika mereka berkomunikasi dengan bahasa sehari-hari mereka. Mengenai kendala “konflik” mah pastinya gak ada.

O iya selama di lapangan tersebut, saya di pasangkan oleh “ketua suku” tim kami adalah sama seorang perempuan yang bernama Dwi. Dwi (siapa ya nama lengkapnya, saya lupa lagi) lebih muda 4 tahun dari saya, seakan-akan dia sudah saya anggap sebagai adikku sendiri. Ada kejadian yang menurut saya lumayan “unik”. Saya dan Dwi dan juga pasangan yang lainnya, kan mendapatkan kewajiban untuk mewawancara warga, sesuai dengan apa yang sudah di tetapkan oleh tim. Di karenakan keterbatasan “kendaraan dinas” dan kendaraan umum di sana, maka sebagian besar dari kami semua mewawancarai warga dengan cara berjalan kaki. Kita tahu bahwa tempat yang akan kita tuju memang lumayan dan ada yang sangat jauh dari basecamp. Tapi yang saya salut dengan partner saya, Dwi, kita pernah berjalan kaki sejauh -+8km, hanya untuk mencari atau mewawancarai seorang “responden”. Bagi saya sih berjalan segitu gak apa-apa (walo membuat kaki jadi gempor,hehehe…), tapi untuk ukuran seorang wanita yang baru saya kenal dalam tim, Dwi, ternyata (menurut) dia gak apa-apa berjalan sejauh itu. Eh ralat deng, bukan kejadian “unik”, tapi salah satu kegiatan kita aja selam tiga hari di sana.

Ada satu kejadian lagi yang terjadi. Ketika malam kedua kita menginap yang kebetulan bertepatan dengan malam jumat, kebetulan tetangga tempat kita tinggal ada yang meninggal dunia, jam enam sore-an. Kebetulan, katanya, orang yang meninggal tersebut, pada siang harinya, salah satu anggota keluarganya di wawancarai oleh selah seorang teman saya, tetapi dari anggota tim lain (bukan satu tim dengan saya). Teman saya tersebut merasa kaget dan tidak enak akan kejadian tersebut. Dia merasa, kalau dirinya datang mewawancara di waktu yang tidak tepat, sehingga di keluarga tersebut jadi ada yang meninggal dunia. Tapi setelah di beritahu oleh tokoh masyarakat setempat, bahwa yang meninggal tersebut adalah orang yang sudah lanjut usia dan memang sudah memiliki penyakit yang sudah lama.

Untuk menghormati warga setempat, maka kami berempat, yaitu, saya, mas Dori, mas Hasyim dan mas Pongky, jam delapan malam melayat, turut mengucapkan belasungkawa kepada keluarga tersebut. Yang saya salutkan, warga di sana sangat baik sifat kekeluargaan dan gotongroyongnya. Ketika kami berempat melayat, ternyata sangat banyak warga yang sudah berkumpul (seperti ada pasar kaget saja). Katanya kebiasaan daerah tersebut, memang sudah menjadi kebiasaan dan masih memegang tradisi, memegang erat tali kekeluargaan dan masih menjunjung tinggi nilai kegotongroyongan. Ternyata masih ada warga masyarakat yang seperti itu. Saya benar-benar salut.

Karena kita sudah tidak kuat menahan rasa kantuk (tiga jam-an di sana), dan juga di karenakan besok juga ada tugas yang masih menunggu kita, maka kamipun pamit kepada keluarga yang meninggal dan kepada beberapa tokoh masyarakat untuk pamit pulang ke basecamp. Alhamdulillah merekapun sangat maklum dengan keadaan kita. Tapi dengar-dengar juga, biasanya warga masyarakat setempat bisa sampai semalaman berkumpul “menjaga” dan menemani keluarga yang sedang berduka tersebut. Tambah deh rasa salutku kepada warga masyarakat Godean.

Ya mungkin hanya itu secuil kisah yang mau saya ceritakan. Walaupun kejadiannya sudah agak lama, tapi saya merasa saya harus berbagi cerita tentang “tiga hari di Godean”. Ya walaupun kurang menarik (mungkin), tapi moment tersebut lumayan berbekas di hati saya juga. Saya apresiasikan untuk teman-teman baru saya, yang sudah saya anggap sebagai “keluarga baruku”. Mereka-mereka adalah: Nevi, Risma, Dwi, Pongky, Hasyim, Dori, Wawan, Budi, Mahendra, Ardi, Maulin, Eni, Rohmiati, Debby, Anis, Retno, Rajab, Yudi, Andi (siapa lagi ya, kalo ada yang belum saya sebut maafkan saya ya, hehehe…). Tapi yang pasti kalian memang orang-orang yang baik, teman. Thanxs 4 all.

“Untuk seseorang di sana, maaf ya tema kisahnya sama dengan anda,hehehe…”

2 komentar:

  1. hayo.....copy paste za....hehehe.....

    BalasHapus
  2. maaf kak bukan q yg ngirim kmntar kmrn, tp tmnq, emang dia resek bgt...

    BalasHapus