Minggu, 14 Juni 2009

CERITA TENTANG CINTA

CINTA. Satu kata yang tidak asing untuk kita dengar. Semua orang pasti tahu apa yang di namakan CINTA. Tapi semua orang mungkin mempunyai persepsi yang berbeda-beda tentang CINTA, walaupun hakekatnya sama. Untuk “urusan” yang satu ini, yaitu “CINTA”, semua orang bisa melihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Ibarat seperti ada beberapa orang buta yang di suruh menyebutkan wujud fisik dari seekor gajah. Ada yang bilang bahwa gajah adalah hewan yang berbadan panjang, karena orang buta tersebut hanya memegang bagian belalai gajah saja. Ada juga yang bilang bahwa gajah itu keras, karena orang buta tersebut hanya memegang gading gajahnya saja. Dan ada yang bilang bahwa gajah itu adalah hewan besar yang diam dan bisu, karena orang buta tersebut memegang gajah pada saat gajah tersebut tertidur. Itulah “imajinasi” orang buta tentang hewan yang bernama gajah. Begitupun dengan CINTA (nah lho apa hubungannya ya gajah dengan CINTA, he3…).

Kembali ke LAPTOP…eh kembali ke bahasan tentang CINTA. Oh iya nih, saya dalam kesempatan ini hanya ingin berbagi pendapat saja tentang apa yang di namakan CINTA. Dalam kesempatan ini, saya hanya ingin melihat CINTA dari sudut yang “berbeda”. Saya teringat akan seuntai bait lagu yang membahas tentang CINTA:

“…CINTA adalah karunia-Nya…

bila di jaga dengan sempurna…

resah menimpa gundah menjelma…

jika CINTA tak di pelihara…

CINTA pada ALLOH…

CINTA yang hakiki…

CINTA pada ALLOH…

CINTA yang sejati…

bersihkan diri…

gapailah CINTA…

CINTA ILAHI…”

Makna apa yang dapat kita ambil dari untaian lagu tersebut? Kemudian apa yang terbenak dalam diri kita tentang apa yang di namakan dengan CINTA? Menurut saya pribadi sih pencapaian CINTA yang seperti inilah yang merupakan “PENCAPAIAN TERTINGGI” dari apa artinya CINTA yang sebenar-benarnya.

Tanpa mengesampingkan arti CINTA secara “horisontal”, yakni CINTA antara sesama makhluk manusia, CINTA dalam bait lagu tadi di atas adalah (pasti) akan lebih abadi dan bisa membawa kebahagiaan untuk kita baik di dunia sekarang ini maupun di akhirat nanti.

Tidak ada CINTA yang sempurna. CINTA yang sempurna hanyalah untuk Alloh SWT, Sang Maha CINTA, Sang Maha Pemilik CINTA, Sang Maha Pemilik Segalanya. Tugas kita (saya pribadi) saat ini dan seterusnya adalah mendapatkan CINTA yang sebenar-benarnya, baik itu CINTA secara “vertikal” maupun secara “horisontal”. Setujuuu…!

Sebagai penutup, saya ingin menirukan atau menyamakan “persepsi” saya dengan “seseorang ter-spesial” saya (ehemm… maaf ya bukannya saya sombong, he3…) mengenai semboyan tentang CINTA:

“AKU DI CINTAI KARENA AKU MENCINTAI”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar