Minggu, 09 Agustus 2009

Penyemangat Diri

Apa yang anda sukai dari diri “saya” ini adalah sama dengan apa yang “saya” suka dengan apa yang di lakukan oleh diri “saya” ini. Semua yang terjadi di dalam kehidupan menjadikan terciptanya suatu “penemuan jati diri” setelah melalui berbagai proses “pencarian jati diri”.

Seseorang dapat di katakan “sempurna” (meskipun tidaklah mungkin untuk menjadi sempurna, setidaknya mendekati) adalah dengan cara apa yang kita tahu, apa yang kita bisa pelajari dan apa yang bisa kita perbuat, maka lakukanlah dengan bijak. Dengan kata lain, bahwa apapun resikonya, kita harus bisa menerimanya dengan “berfikir positif”.

Apa yang di lakukan di mulai dari sebuah kebiasaan yang terjadi secara terus menerus tanpa kita tahu kapan kita akan berhenti. Dengan mempergunakan ”intuisi” ataupun apapun namanya, sesuatu yang di lakukan dengan efektif dan efisien akan mendapatkan hasil yang agak “berbeda”.

Berikut adalah beberapa rincian apa yang membuat “saya” suka dan apa yang membuat orang lain suka kepada “saya”:

Dzikrulloh

Dalam keadaan apapun kita harus senantiasa untuk ingat kepada yang menciptakan kita, Alloh SWT. Selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Selain menambah pahala tentunya, maka kita pun akan ikut terjaga pula dari hal-hal yang tidak kita inginkan.

Ridho orang tua = Ridho-Nya

Orang tua, orang tua kandung kita, ayah ibu kita maupun orang-orang yang “di tuakan”, merupkan salah satu sumber keberhasilan diri kita. Orang tua adalah “sang pembuka jalan” dari berbagai pintu kebahagiaan kita. Jagalah sikap dan sifat kita, lisan dan laku kita kepada orangtua kita, karena ridho orang tua adalah ridho-Nya dan murka orang tua adalah murka-Nya juga.

Friendship

Siapapun orang yang kita kenal, maka perlakukanlah dia dengan sebaik-baiknya, tanpa melihat apa yang akan kita dapatkan, tetapi kita harus berfikir apa yang harus dan bisa kita berikan. Jadikanlah dia menjadi seorang yang kita anggap sebagai “keluarga baru” kita.

Flexibel

Sesama manusia kita adalah sama. Perbedaan yang ada hanyalah suatu “dinamika” yang bisa di jadikan suatu acuan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Siapapun diri kita dan siapapun teman atau keluarga kita, kita memiliki satu tujuan, yaitu untuk menjadi manusia yang lebih dan lebih baik lagi.

Say thank’s to…

Selalu mengucapkan terima kasih dalam keadaan apapun. Ketika kita sedang mendapatkan kebahagiaan, selalulah kita untuk mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah memberi kebahagiaan tersebut, tanpa kita lupa, kita juga harus mengucapkan terima kasih kepada Yang Maha Pemberi Kebahagiaan. Demikian juga apabila kita mendapatkan kesusahan ataupun musibah, kita harus tetap “berterima kasih”, karena itu (mungkin) merupakan salah satu “jalan kebaikan” dari sesuatu yang akan kita dapatkan nanti.

Berfikir Positif

Berfikir positif sangatlah di perlukan oleh kita, agar dapat kita tempatkan di mana saja, kapan saja, kepada siapa saja dan bagaimanapun juga. Kita ambil sisi positfnya saja dari segala hal yang menimpa diri kita, baik fisik, kebahagiaan, hadiah, musibah, cacian dan lain-lain.

Setia

Setia dan kesetian. Bila kita telah menaruhkan satu pilihan mengenai apapun, berusahalah untuk mempertahankannya dan menjadikannya merupakan “satu-satunya” yang kita miliki. Perlakukanlah sewajarnya, jangan berlebih-lebihan, dan tempatkanlah di tempat yang paling tinggi di hati kita.

Membumi

Ketika suatu sikap maupun sifat yang ada di dalam diri kita bekerja, maka mulailah untuk di biasakan bahwa apa yang kita miliki merupakan pemberian-Nya. Apa yang kita terima adalah apa yang menurut-Nya adalah yang terbaik untuk kita. Janganlah kita melihat ke atas terus, karena hal tersebut tidak akan ada habisnya. Biasakan juga untuk selalu melihat ke bawah, karena dalam hal tersebut kita akan mendapatkan pelajaran dan selalu mengucapkan rasa syukur kepada-Nya.

Mencoba hal-hal yang baru

Seiring dengan kemajuan zaman, seiring bertambah tuanya umur kita, seiring itu pulalah hal-hal yang baru akan terus ada, dalam segala hal. Apa yang menurut kita baik belum tentu baik juga menurut-Nya, begitupun sebaliknya. Namun kita jangan hanya memikirkan apakah hal-hal yang baru itu semuanya adalah baik untuk kita? Pergunakanlah “intuisi” kita untuk memilih dan memilah apa yang menurut kita baik, dengan mempertimbangkan juga baik buruknya. Janganlah malu untuk mencoba dan mencoba terus, karena sisi-sisi positif dari semuanya itu akan menambah kita menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi.

Jangan mengeluh

Mengeluh adalah suatu bentuk kekecewaan diri kita dalam tidak tecapainya apa yang kita inginkan. Untuk hanya sekedar mengeluh saja memang boleh, akan tetapi janganlah keluhan kita tersebut di jadikan alasan pembenaran mengapa kita “salah” atau “kalah”. Dengan kata lain, apakah dengan mengeluh akan membuat perubahan kepada diri kita? Atau apakah dengan mengeluh semua yang kita inginkan dapat terwujud? Dengan meminimalisasikan mengeluh, maka kita akan terlepas dari bayang-bayang kegagalan.

Masih banyak hal maupun “keunggulan-keunggulan” yang bisa kita banggakan. Namun dari sekian banyaknya “keunggulan” yang di miliki setiap orang, apapun semua itu, maka bisa menjadikan diri kita sendiri menjadi manusia yang seutuhnya.

Berusahalah jangan menilai diri sendiri itu lemah, meskipun faktanya bahwa “keunggulan-keunggulan” yang ada tersebut sangatlah sedikit ataupun tidak ada sama sekali (meskipun sepertinya tidak mungkin).

Tetaplah semangat wahai manusia-manusia “unggul” !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar