Minggu, 31 Mei 2009

Mencari Kesegaran Hati

Mencari Kesegaran Hati

Seperti halnya tanaman, ruhani butuh siraman. Sekuat apapun sebatang pohon, tidak akan pernah bisa lepas dari ketergantungan air. Siraman air menjadi energi baru buat pohon, dan energi itulah pohon mengokohkan pijakan akar, meninggikan batang, memperbanyak cabang, menumbuhkan daun baru dan memproduksi buah.
Seperti itu pula siraman ruhani untuk hati manusia. Tanpa kesegaran ruhani, manusia cuma sebatang pohon kering yang berjalan. Tak ada keteduhan, apalagi buah yang bisa di manfaatkan. Hati menjadi begitu kering. Persis seperti ranting-ranting kering yang mudah terbakar.
Alloh SWT memberikan teguran khusus buat mereka yang beriman. Dalam surah Al-Hadid ayat 16, Yang Maha Rahman dan Rahim berfirman, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Alloh dan kepada kebenaran yang telah di turunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka. Lalu, hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Hati buat orang-orang yang beriman adalah ladang yang harus di rawat dan di siram dengan zikir. Dan zikirlah, ladang hati menjadi hijau segar dan tumbuh subur. Akan banyak buah yang akan di hasilkan. Sebaliknya, jika hati jauh dari zikir, ia akan tumbuh liar. Jangankan buah, ladang hati seperti itu akan menjadi sarang ular, kelabang dan atau sebagainya.
Hamba-hamba Alloh yang beriman akan senantiasa menjaga kesegaran hatinya dengan lantunan zikrulloh. Seperti itulah firman Alloh SWT dalam surah Ar-Ra’d ayat 28. “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allohlah hati menjadi tentram.”
Rosululloh SAW pernah memberi nasihat, “Perumpamaan orang yang berzikir kepada Robbnya dan yang tidak, seumpama orang hidup dan orang mati.” (HR. Bukhori Muslim)
Satu hal yang bisa menyegarkan kesadaran ruhani adalah pemahaman bahwa apapun yang di lakukan manusia akan mempunyai balasan, dunia dan akhirat. Dan di akhirat ada balasan yang jauh lebih dahsyat.
Firman Alloh SWT, “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8),
Pemahaman inilah yang senantiasa membimbing hamba-hamba Alloh untuk senentisa beramal. Keimanannya terpancar melalui perbuatan nyata. Lantunan zikirnya pun hidup dalam segala keadaan.
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau sambil duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadakah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka perihalah kami dari siksa neraka.’” (QS. Ali Imron: 191).

-Dikutip Dari Berbagai Sumber-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar