Sabtu, 13 Februari 2010

Puteri Kremina

Ini tentang kisah seorang Puteri yang nun jauh di sana…

Puteri itu namanya adalah Puteri Difia. Seorang Puteri di sebuah Kerajaan Kremina. Kerajaan yang sangat damai bak sebuah negeri di awan sana. Tidak berlebihan karena memang kerajaan tersebut adalah satu-satunya kerajaan yang sangat damai, sejahtera dan terjamin kualitas hidup rakyatnya. Kerajaan Kremina merupakan salah satu kerajaan yang membuat rakyatnya nyaman.

Kenyamanan yang di rasakan dalam Kerajaan Kremina tidak membuat hati Puteri Difia “bahagia”. Di usianya yang cukup matang, Puteri Difia belum pernah sekalipun kenal dengan laki-laki. Semua itu di karenakan aturan yang ketat yang “melindungi” Puteri Difia dari godaan laki-laki atau pangeran-pangeran yang mencoba mendekatinya. Mungkin karena keengganan dari Baginda Raja yang “memprotek” Puteri Difia dari semua laki-laki.

Ini tentang kisah seorang Puteri yang nun jauh di sana…

Suatu ketika, di mana Puteri Difia sedang melakukan perjalanan ke sebuah negeri untuk menemui pamannya. Tanpa sengaja Puteri Difia bertemu dengan laki-laki yang menarik perhatian Sang Puteri. Pertemuan sekilas tersebut tidak “menggugah” perhatian laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut sepertinya seorang rakyat biasa. Di lihat dari penampilannya dan cara berpakaiannya meskipun dengan pakaian yang sederhana namun menampilkan pesona yang membuat Puteri Difia terpesona. Pertemuan tersebut hanya berlalu begitu saja. Puteri Difia pun serasa ada penyesalan dan penasaran tentang laki-laki tersebut. Puteri Difia berfikir kalaupun “berjodoh” nanti pun pasti bertemu lagi.

Ini tentang kisah seorang Puteri yang nun jauh di sana…

Meskipun dia seorang Puteri, tapi Puteri Difia tidak memperlihatkan penampilan layaknuya seorang Puteri seorang Raja. Dia ingin orang-orang tidak ada yang mengenalnya bahwa dirinya adalan Puteri Difia dari Kerajaan Kremina. Mungkin alasan itu juga laki-laki tadi terkesan biasa-biasa saja berpapasan dengannya.

“Siapakah laki-laki itu?” gumam Sang Puteri sambil terus memikirkannya. Sepanjang perjalanan pun Puteri Difia selalu mengingat-ingat “pertemuan sekilas” tadi.

“Dayang Fatma, apakah anda mengenal laki-laki tadi?” tanya Sang Puteri.

“Laki-laki yang mana, Puteri?” jawab Dayang Fatma.

“Laki-laki yang tadi, yang membuat langkahku berhebti sejenak untuk melihatnya.”jawabnya lagi.

“Maaf Puteri, saya tidak memperhatikannya.” jawab Dayang Fatma.

“Ya sudah kalau anda tidak memperhatikannya, tapi mudah-mudahan saya bisa bertemu dengan dia lagi walau dalam keadaan apapun.” jawabnya lagi.

“Kalau sudah takdir-Nya nanti juga Puteri akan bertemu dengan laki-laki yang Puteri maksud.” jawab Dayang Fatma.

Oiya Dayang Fatma adalah “pengawal” yang selalu setia menemani Sang Puteri kemanapun. Bisa jadi dikatakan sebagai “assisten pribadinya”.

Ini tentang kisah seorang Puteri yang nun jauh di sana…

Setelah bertemu dan menginap beberapa hari di rumah pamannya, Puteri Difia pun pamit untuk kembali ke Kremina. Dalam perjalanannya Puteri berharap akan bertemu dengan laki-laki itu lagi. Dalam perjalanan Sang Puteri menghentikan langkahnya. Dayang Fatma pun bertanya ada apa Puteri Difia menghentikan langkahnya. Dilihatnya Sang Puteri sedang memperhatikan “suatu kejadian” yang ada di depannya. Dia memperhatikan seorang laki-laki yang sedang mengobrol dengan beberapa “orang lusuh” sambil menawarkan makanan yang di bawanya. Laki-laki tersebut seakan akrab sekali dengan “gerombolan” orang-orang lusuh tersebut. Sang Puteri dengan seksama memperhatikan dan mengamati apa yang terjadi di depannya. Cukup lama Puteri Difia mempaerhatikan dan mengamati mereka-mereka. Sang Puteri mereke-reka apa yang sedang dilakukan oleh laki-laki itu kepada segerombolan orang-orang lusuh tersebut. Ya, Puteri Difia yakin laki-laki tersebut adalah laki-laki yang dia sempat ketemu dengannya. Yang telah bisa membuat Sang Puteri tertegun sejenak memikirkannya. Yang telah bisa membuat Sang Puteri berharap untuk bertemu lagi dengannya.

Dalam lamunannya, luput laki-laki tersebut hilang dari pandangannya. Sang Puteri tersadar karena laki-laki tersebut sudah menghilang lagi dari hadapannya. Sang Puteri melihat ke berbagai arah melihat apakah laki-laki tersebut masih ada dalam jangkauan pandangannya. Tapi apa daya, karena saking terkesimanya akan laki-laki tersebut, hilanglah sudah harapan Sang Puteri untuk “sekedar” mengetahui siapa gerangan laki-laki tersebut.

Ini tentang kisah seorang Puteri yang nun jauh di sana…

Sang Puteri mendekati para gerombolan orang-orang lusuh tersebut untuk sekedar menanyakan tentang laki-laki yang mereka saling berbicara tadi.

“Maafkan saya mengganggu anda semua, tadi saya lihat anda semua berbicara dengan laki-laki yang memberikan kalian makanan. Bolehkah saya tahu siapakah gerangan dia?” tanya Puteri Difia.

“Anda siapa?” tanya balik dari salah seorang gerombolan orang-orang lusuh tersebut.

“Saya cuma lewat daerah sini, tapi saya sangat terkesima dengan apa yang telah di lakukan laki-laki tersebut pada kalian semua.” jawab Sang Puteri.

“Kami tidak terlalu kenal dengan dia, tapi tadi dia mengaku namanya adalah Arkadea.” jawab mereka.

“Arkadea dari mana asalnya.” sambung Sang Puteri.

“Kami hanya tahu bahwa namanya adalah Arkadea sesuai dengan yang dia kataka tadi. Tentang darimana dia dan asalnya dari mana kami tidak menanyakan lebih lanjut kepada dia”. jawabnya lagi.

“Bagi kami, jika ada orang yang mau menolong kami, apalagi memberikan makanan gratis kepada kami, kami sangat senang dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Karena kami adalah orang-orang yang kurang beruntung yang hidup di negeri ini.” tambahnya lagi.

“Ya sudah, maafkan saya dan terima kasih atas jawaban anda. Oiya ini ada sebagian rezeki dari saya, mudah-mudahan ini bisa cukup untuk kalian semua.” jawab Sang Puteri sambil memberikan beberapa lembar uang untuk para gerombolan orang-orang lusuh tersebut.

Ini tentang kisah seorang Puteri yang nun jauh di sana…

“Ya Alloh, siapakah laki-laki tersebut.” gumam sang Puteri.

Sang Puteri dan Dayang Fatma pun melanjutkan perjalanannya.

“Ya Alloh, jika engkau berkenan, pertemukanlah hamba kembali dengannya dalam keadaan apapun.” gumamnya dalam hati.

Tuhanku…

Aku hina yang tersangat

Tak layak hamba mengetuk pintu surga-Mu

Namun hamba juga tak sanggup menerima neraka-Mu

Hamba lemah untuk segala-galanya

Coba-Mu datang bertubi hamba ikhlas

Tak berani hamba ayal pada kehendak-Mu

Tuhanku…

Bila waktu terus sudi menghampiri hamba

Jadikanlah kesempatan itu bukanlah kesia-siaan

Genangi hamba dengan pancaran ridho-Mu

Tuntun hamba dan keluarga hamba tetap di lajur-Mu

Bentuk kami sebagai manusia-manusia yang beruntung

Dekatkan hamba dan keluarga hamba dengan kumpulan nabi-nabi-Mu

Ridhoi hamba juga untuk bertemu kembali dengan laki-laki itu

Hamba mohon dengan sangat

1 komentar:

  1. Tercatat sudah dalam sejarah..

    Seorang putri yang beriman. melarikan diri ke dalam "gua"..
    Disangka tidur hanya sehari, ternyata lama sekali, zaman berputar beberapa kurun.

    Setelah sang putri bangun, ternyata langit masih biru dan dunia pun tak layu..

    Amazing?

    Karena ini sebuah "alkisah"..

    BalasHapus